Sejarah Penyusunan Al quran (1)
Pengumpulan Qur`an dalam Arti Penulisannya pada Masa NabiRasullullah telah mengangkat para penulis wahyu Qur`an dari sahabat-sahabat terkemuka, seperti Ali, Muawiyah, `Ubai bin K`ab dan Zaid bin Sabit, bila ayat turun ia memerintahkan mereka menulisnya dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam surah, sehingga penulisan pada lembar itu membantu penghafalan didalam hati.
Disamping itu sebagian sahabatpun menuliskan Qur`an yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh nabi. Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Zaid bin Sabit: Kami menyusun Qur`an dihadapan Rasulullah pada kulit binatang.
Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam menulis Qur`an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut. Dan denagn demikian, penulisanQur`an ini semakin menambah hafalan mereka.
Jibril membacakan Qur`an kepada Rasulullah pada malam-malam bulan ramadan setiap tahunnya Abdullah bin Abbas berkata:`Rasulullah adalah orang paling pemurah, dan puncak kemurahan pada bulan ramadan, ketika ia ditemui oleh jibril. Ia ditemui oleh jibril setiap malam; jbril membacakan Qur`an kepadanya, dan ketika Rasulullah ditemui oleh jibril it ia sangat pemurah sekali.
Para sahabat senantiasa menyodorkan Qur`an kepada Rasulullah baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan.Tulisan-tulisan Qur`an pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf, yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain.
Para ulama telah menyampaikan bahwa segolongan dari mereka, diantaranya Ali bin Abi Thalib, Muaz bin Jabal, Ubai bin Ka`ab, Zaid bin Sabit dan Abdullah bin Mas`ud telah menghafalkan seluruh isi Qur`an dimasa Rasulullah. Dan mereka menyebutkan pula bahwa Zaid bin Sabit adalah orang yang terakhir kali membacakan Qur`an dihadapan Nabi, diantara mereka yang disebutkan diatas.
Rasulullah berpulang kerahmatullah disaat Qur`an telah dihafal dan tertulis dalam mushaf dengan susunan seperti disebutkan diatas; ayat-ayat dan surah-surah dipisah-pisahkan, atau diterbitkan ayat-ayatnya saja dan setiap surah berada dalam satu lembar secara terpisah dalam tujuh huruf.
TetapiQur`an belum dikumpulkan dalam satu mushaf yang menyuruh (lengkap). Bila wahyu turun, segeralah dihafal oleh para qurra dan ditulis para penulis; tetapi pada saat itu belum diperlukan membukukannya dalam satu mushaf, sebab Nabi masih selalu menanti turunnya wahyu dari waktu ke waktu. Disamping itu terkadang pula terdapat ayat yang manasih (menghapuskan) sesuatu yang turun sebelumnya.
Susunan atau tertib penulisanQur`an itu tidak menurut tertib nuzulnya, tetapi setiap ayat yang turun dituliskan ditempat penulisan sesuai dengan petunjuk Nabi- ia menjelaskan bahwa ayat anu harus diletakkan dalam surah anu.
Andaikata (pada masa Nabi)Qur`an itu seluruhnya dikumpulkan diantara dua sampul dalam satu mushaf, hal yang demikian tentu akan membawa perubahan bila wahyu turun lagi. Az-zarkasyi berkata:`Qur`an tidak dituliskan dalam satu mushaf pada zaman Nabi agar ia tidak berubah pada setiap waktu. Oleh sebab itu, penulisannya dilakukan kemudian sesudahQur`an turun semua, yaitu dengan wafatnya Rasulullah.`
Dengan pengertian inilah ditafsirkan apa yang diriwayatkan dari Zaid bin Sabit yang mengatakan:`Rasulullah telah wafat sedang Qur`an belum dikumpulkan sama sekali.` Maksudnya ayat-ayat dalam surah-surahnya belum dikumpulkan secara tertib dalam satu mushaf.
Al-Katabi berkata:` Rasulullah tidak mengumpulkan Qur`an dalam satu mushaf itu karena ia senantiasa menunggu ayat nasikh terhadap sebagian hukum-hukum atau bacaannya. Sesudah berakhir masa turunnya dengan wafatnya Rasululah, maka Allah mengilhamkan penulisan mushaf secara lengkap kepada para Khulafaurrasyidin sesuai dengan janjinya yang benar kepada umat ini tentang jaminan pemeliharaannya . Dan hal ini terjadi pertama kalinya pada masa Abu Bakar atas pertimbangan usulan Umar
Pengumpulan Qur`an dimasa Nabi ini dinamakan :
a) penghafalan, dan b) pembukuan yang pertama.